Tanah adalah bagian dari kerak bumi yang tersusun dari mineral serta bahan-bahan organik, yang berperan vital bagi seluruh kehidupan di bumi, dikarenakan tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan cara menyediakan unsur hara serta air dan sebagai penopang akar tumbuhan. Struktur tanah yang memiliki rongga, menjadikan tanah tempat yang baik untuk akar agar dapat bernapas serta tetap tumbuh dengan subur.anah adalah bagian dari kerak bumi yang tersusun dari mineral serta bahan-bahan organik, yang berperan vital bagi seluruh kehidupan di bumi, dikarenakan tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan cara menyediakan unsur hara serta air dan sebagai penopang akar tumbuhan.
Struktur tanah yang memiliki rongga, menjadikan tanah tempat yang baik untuk akar agar dapat bernapas serta tetap tumbuh dengan subur. Ada 4 (empat) komponen dari penyusun tanah secara ideal, yaitu :
1. Partikel Mineral (Minerals) : 45%
2. Udara (Air) : 25%
3. Air (Water) : 25%
4. Bahan Organic (Organic Material) : 5%
II. Faktor-Faktor Pembentuk Tanah
Jenny (1941), menggambarkan hubungan dari sifat-sifat tanah dengan faktor pembentuknya secara matematika dapat diformulasikan sebagai berikut, yaitu :
S = f (Cl, O, R, P, T)
Keterangan :
S = Tanah (Soil)
Cl = Iklim (Climate)
O = Organisme (Organism)
R = Topografi (Relief)
P = Bahan Induk (Parental Material)
T = Waktu (Time)
1. Iklim (Curah Hujan dan Suhu)
Curah Hujan (mm), adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar hujan pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah Hujan, yang tinggi terutama di daerah tropis dapat mencuci kation-kation basa dari lapisan permukaan tanah (topsoil) ke lapisan tanah yang lebih dalam. Akibatnya, top soil lebih banyak didominasi oleh ion-ion Al dan H, sehingga akibatnya pH tanah akan turun pada top soil sampai mencapai nilai 4,5 atau lebih kecil. Dengan pH demikian masam, dekomposisi mikrobiologis bahan organik tanah akan terbatas. Sisa-sisa tanaman yang ditambahkan kedalam tanah sangat lambat lapuk. Curah hujan ini sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan suhu dan kelembaban udara/tanah.
2. Organisme (Fauna/Flora)
Bahan Organik, adalah segala sesuatu yang mengandung senyawa karbon yang dibentuk oleh organisme hidup. Ini termasuk berbagai hal seperti potongan rumput, daun, batang, cabang, lumut, ganggang, hewan, pupuk kandang, lumpur limbah, serbuk gergaji, serangga, cacing tanah, mikroorganisme dan lain-lain. Akumulasi bahan organik, siklus unsur hara, dan pembentukan struktur tanah yang stabil sangat dipengaruhi oleh kegiatan organisme dalam tanah. Unsur nitrogen, dapat di ikat ke dalam tanah dari udara oleh mikroorganisme baik yang hidup sendiri di dalam tanah maupun yang bersimbiose dengan tanaman. Vegetasi yang tumbuh di atas tanah, dapat merupakan penghalang untuk terjadinya erosi sehingga mengurangi jumlah tanah yang hilang.
3. Topografi (Bentuk Permukaan Bumi)
Topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain seperti planet, satelit alami, dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal. Topografi, mempengaruhi proses pembentukan tanah dengan cara :
1. Mempengaruhi jumlah air hujan yang meresap atau ditahan massa tanah,
2. Mempengaruhi dalamnya air tanah,
3. Mempengaruhi besarnya erosi,
4. Mengarahkan gerakan air berikut bahan-bahan yang terlarut didalamnya.
4. Bahan Induk (Parental Material)
Bahan Induk merupkan bahan utama yang menghasilkan bahan tanah mineral. Bahan tanah mineral inilah yang menentukan sifat fisik dan kimia yang terkandung dalam tanah. Batuan beku yang bersifat masam, quartzose, dan stand stone biasanya melapuk sangat lambat. Pelapukannya menghasilkan tanah-tanah berpasir kasar dengan status basa yang rendah, didominasi oleh liat kaolinit, dan tanahnya tidak subur. Sebaliknya, batuan beku yang berekasi basa dan batuan sedimen umumnya mudah melapuk dan menghasilkan tekstur lebih halus dengan status basa tinggi, didominasi oleh liat montmorillonit, dan tanahnya umumnya subur.
5. Waktu (Periode)
Tanah terus menerus berubah, sehingga akibat pelapukan dan pencucian terus menerus maka tanah-tanah menjadi semakin tua dan semakin kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kwarsa. Profil tanah juga semakin berkembang dengan meningkatnya umur. Berdasarkan perkembangan horizonnya, maka dikenal tanah muda,tanah dewasa, dan tanah tua. Tanah muda, contohnya : tanah Aluvial dan regosol, tanah dewasa, contoh : Inceptisol (Latosol Coklat, Andosol), Vertisol, Mollisol, dan sebagainya, sedang tanah tua, contohnya : Ultisol (Podsolik Merah Kuning) dan Oxisol (Laterit).
III. Profil dan Horizon
Profil Tanah, adalah penampang vertikal tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah. Horizon Tanah, adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil pembentukan tanah yang hampir sejajar dengan permukaan tanah. Horizon A, B, dan C disebutsebagaihorison mineral. Solum, berbeda dengan regolit, yaitu lapisan batuan yang telah mengalami pelapukan yang berada di atas batuan induk. Regolit meliputi horizon A, B, dan C. Solum merupakan gabungan horizon A dan B.
تعليقات